Iklan Bukalapak Mendapatkan 3 Piala Citra

Iklan Bukalapak Mendapatkan 3 Piala Citra

Iklan Bukalapak Mendapatkan 3 Piala Citra – Iklan salah tanggal Sumpah Pemuda dari Bukalapak sukses mencuri perhatian. Ketika iklan itu pertama kali terpasang, dan kemudian menjadi viral, banyak komentar yang masuk di akun media sosial Bukalapak. Umumnya mempertanyakan apakah Bukalapak tidak salah mencantumkan tanggal Sumpah Pemuda.

Iklan ini juga memicu perdebatan di kalangan marketer hingga orang awam. Ada yang mengira itu kesalahan dari percetakan. Namun sebagian besar kalangan marketer menganggap, ini adalah strategi marketing untuk mencuri perhatian. poker 99

Dan memang benar. Dalam sebuah tayangan iklan di media televisi, CEO Bukalapak Ahmad Zaky mengucapkan terima kasih atas berbagai tanggapan tentang iklan mereka. Tak lupa, Ahmad Zaky juga mengatakan banyaknya tanggapan terhadap iklan tersebut menjadi bukti bahwa masih banyak yang peduli terhadap hari Sumpah Pemuda. www.americannamedaycalendar.com

Iklan Bukalapak Mendapatkan 3 Piala Citra

Dari sisi marketingnya, toko online Bukalapak sukses menerapkan ilmu “ride the moment” sekaligus mencapai titik awareness/attention yang tinggi dengan memplesetkan tanggal Hari Sumpah Pemuda. Sebagaimana dulu saingan mereka, Tokopedia pernah memasang iklan dalam posisi terbalik sehingga menyita perhatian masyarakat yang melihatnya.

Strategi ini memang sukses, tapi juga menyisakan sebuah pertanyaan tersendiri. Apabila strategi salah tanggal tersebut kemudian ditiru oleh banyak pihak, dikhawatirkan masyarakat akan terbiasa dengan penulisan yang salah, baik itu tanggal maupun kosakata.

Ini tentu saja menjadi sebuah kontradiksi. Susah payah kita untuk membangun budaya literasi yang baik dan benar, eh dengan entengnya dijungkirbalikkan begitu saja atas nama sebuah strategi marketing untuk menarik perhatian khalayak.

Ketika ada spanduk dengan ucapan Idul Fitri yang bulan atau tahun Hijriahnya salah misalnya, si pemasang spanduk buru-buru memperbaikinya. Entah khawatir terkena bullying atau memang dia sadar bahwa penulisan yang salah itu tidak baik dan tidak elok diperlihatkan. Bukan “mencari pembenaran” dengan memasang iklan klarifikasi bahwa ” terima kasih, ternyata masih ada yang peduli dengan penanggalan Hijriah”.

Bagaimana seandainya nanti ada momen-momen tertentu lainnya, misalnya Hari Pahlawan yang semestinya 10 Nopember kemudian “ditungganggi” dengan memasang iklan yang tanggalnya dirubah menjadi “11 Nopember”. Jikalau strategi yang seperti ini ditiru dan kemudian dibiasakan, masyarakat seolah dikondisikan untuk menerima hal yang salah. Sesuatu yang semestinya diperbaiki menjadi benar akan dibiarkan begitu saja dengan alasan, “strategi marketing”.

Semakin lama, ini dapat menjadi ajang pembodohan bagi masyarakat. Bayangkan, jika itu dibaca anak-anak, dan ketika dia ditanya, “Tanggal berapa terjadinya Sumpah Pemuda?” Si anak itu akan menjawab “Tanggal 29 Oktober”. Karena dia terbiasa melihat spanduk iklan dan menganggap apa yang ada di spanduk itu adalah hal yang benar.

Dalam dunia bisnis, segala cara mungkin akan dilakukan untuk menciptakan momen dan menciptakan titik awareness yang tinggi. Namun seharusnya diingat pula, ada nilai etika yang menjadi pondasi dasarnya.

Ada sebuah contoh “ride the moment” yang tetap mengedepankan nilai etika dan tak memberi contoh sesuatu yang salah, tapi tetap bisa mencuri perhatian audiens. Influencer Kemal Palevi pernah tersandung masalah dan dihujat warganet. Sebabnya, Kemal mengunggah video prank yang didalamnya terdapat scene ia bertanya ukuran BRA ke siswi SMP. Isu tersebut menjadi besar, hingga diberitakan oleh media massa online.

Astra Life, sebuah perusahaan asuransi jiwa dengan tagline “Love Life”, memanfaatkan momentum ini. Tanpa me-mention Kemal Palevi, Astra Life hanya menggunakan keyword “ukuran”, berhasil mencuri perhatian audiens karena konten yang mereka buat sangat berhubungan dengan isu yang berhembus saat itu.

Dalam akun twitternya, Astra Life cuma bertanya, “Life Lover’s, Jika ada yang bertanya tentang UKURAN-mu, inilah jawaban yang tepat, Setuju?”

Dan jawaban yang dimaksud Astra Life itu berbunyi “Bagi perempuan, satu-satunya UKURAN terpenting adalah UKURAN KEBAHAGIAAN. Itulah arti dari mencintai hidup”.

Dari sini kita bisa melihat di mana perbedaannya. Bukalapak menunggangi momen Sumpah Pemuda dengan sebuah konten yang salah, namun harus diakui memang bisa menciptakan ketertarikan dan perhatian dari audiens. Sementara Astra Life menungganggi sebuah momen dengan konten yang mendidik, tapi tetap bisa mencuri perhatian audiens.

Dalam strategi marketing, kedua cara ini sama-sama bisa diterima. Namun dari segi etika dan budaya literasi, iklan Astra Life lebih mendidik, lebih mengajarkan sebuah kebenaran.

Marketplace Bukalapak meraih penghargaan Citra Pariwara pada tahun 2017, salah satu penghargaan bergengsi bagi insan kreatif dan karya iklan terbaik di Indonesia.

Perusahaan start-up asli dari Indonesia ini meraih 3 piala sekaligus untuk iklan berjudul ‘Nego Cincai’ dan ‘Gilanya Belanja di Bukalapak’. Untuk kategori Film Craft yang meraih Silver Citra Pariwara, Viral and Email Marketing meraih Bronze Citra Pariwara, Digital Integrated Campaign meraih Silver Citra Pariwara.

Bayu Syerli sebagai Vice President of Marketing Bukalapak mengaku bangga atas pencapaian ini.

Kampanye ‘Gilanya Belanja’ di Bukalapak yang diluncurkan saat Harbolnas Bukalapak pada tahun 2016 dan ‘Nego Cincai’ yang diluncurkan awal 2017 dinilai berhasil mencetak prestasi dan mengharumkan industri kreatif Indonesia.

Bayu mengatakan pihaknya mengedepankan kreativitas dalam setiap materi komunikasi visual maupun audio visual.

“Kami selalu berusaha agar semua materi komunikasi kami dapat hadir di masyarakat dengan selalu atraktif, sehingga kami tidak hanya mengedepankan aspek promosi tapi kami juga selalu berusaha untuk memberikan nilai yang lebih pada masyarakat,” kata Bayu Syerli, melalui keterangan tertulis nya.

Kategori Film Craft ini, kata Bayu, mencakup beberapa aspek penilaian seperti kualitas penyuntingan, animasi, efek visual, sinematografi atau gaya pemilihan artistik, pemotretan, teknik sinematik, dan lain sebagainya, serta kreativitas penggunaan suara/audio.

Sementara itu kategori Digital, toko online Bukalapak termasuk ke dalam yang terbaik dalam hal Viral dan Email Marketing yaitu segala bentuk komunikasi viral yang tidak hanya berupa plain digital video post, termasuk interactive video, YouTube channels, dan juga profile di media sosial.

Iklan Bukalapak Mendapatkan 3 Piala Citra 1

Bayu mengatakan mengenai kampanye Gilanya Belanja di Bukalapak telah berhasil membuat jutaan pengguna Bukalapak berpartisipasi dalam kegilaan belanja online di Harbonasnya Bukalapak tahun 2016.

“Bukalapak juga pada saat ini telah berhasil menaikkan pertumbuhan sebesar 377% pengguna baru melalui kampanye ini, serta meningkatkan nilai transaksi di Harbolnasnya Bukalapak tahun 2016 sebanyak 5 kali dibandingkan tahun 2015,” katanya.

Program kampanye ini juga telah berhasil meningkatkan jumlah pelapak di Bukalapak dari yang awalnya pada akhir tahun 2015 sebesar 500 ribu pelapak hingga saat ini telah mencapai lebih dari 2 juta pelapak.

Sedangkan persebaran jumlah jejaring komunitas pelapak Bukalapak telah berkembang menjadi sebanyak 200 kota di Indonesia, dan jumlah Penggerak Pelapak yang tersebar di 130 daerah di Indonesia. Pengguna Bukalapak saat ini sendiri telah mencapai lebih dari 14 juta pengguna di seluruh Indonesia.

“Kami sangat bangga telah berhasil meraih penghargaan ini. Penghargaan ini kami persembahkan kepada semua pelapak maupun pengguna di Bukalapak. Dengan penghargaan ini, Bukalapak menunjukkan komitmen nyata untuk semakin mendukung UKM Indonesia untuk tumbuh dan berkembang bersama Bukalapak,” ungkapnya.

Aplikasi Bukalapak saat ini terpasang sebanyak 15.5 juta di perangkat Android dan hampir 1 juta di perangkat iOS. Toko online Bukalapak terus menerus melakukan peningkatan dan telah berhasil menjadi aplikasi e-Commerce dengan rating terbaik di Google Play Store maupun di App Store.

“Dengan pencapaian-pencapaian ini, kami berharap masyarakat Indonesia akan terus semakin banyak menggunakan Bukalapak, bersama-sama memajukan ekonomi digital Indonesia dengan saling bergotong-royong, dan memberdayakan pelaku UKM di Indonesia,” katanya.